Kamis, 14 Januari 2010

Risiko-Risiko Potensial di Tahun 2010

Berbagai hal baru dinantikan di tahun 2010 yang baru berjalan ini. Harapan di tahun yang baru ini tentunya adalah hal-hal yang baik, sementara hal-hal buruk tentu tidak diharapkan terjadi. Akan tetapi secara realistis kita juga harus mempersiapkan untuk skenario-skenario buruk yang mungkin terjadi. Di dalam bisnis dan ekonomi global, beberapa hal patut diwaspadai menjadi hambatan di tahun 2010 in.


Tensi Hubungan China – AS Mengemuka


Tingginya angka pengangguran di AS dan pertumbuhan masih ekonomi China diperkirakan akan memperburuk ketegangan antara dua negara adi kuasa ini. Bagi China, kerja sama ekonomi dengan AS akan menjadi kurang menarik dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Sementara itu AS akan sangat kecewa jika China tidak mampu memainkan peranan dan tanggun jawab yang lebih besar mengenai isu-isu global seperti perubahan iklim, permasalahan nuklir, perdagangan internasional, keamanan dunia maya, dan konflik bersenjata di seluruh dunia. Ketegangan antara dua negara ini diperkirakan akan memuncak pada bulan November mendatang di mana Obama masuk ke dalam pertengah term pertama masa jabatannya. Adanya tensi perdagangan (terutama di sektor baja), akan mengakibatkan kebijakan-kebijakan politis di kedua belah pihak yang makin memanas.


Beberapa Negara Diperkirakan Akan “Bermasalah”


Iran diperkirakan akan menjadi salah satu negara yang bermasalah di tahun 2010 ini. Negara ini tampaknya akan makin mengalami berbagai tekanan baik dari dalam maupun luar negeri. Hasil pemilihan umum yang memakan banyak korban akan mengakibatkan posisi Iran di dunia akan makin memburuk. Lebih lagi negara ini akan menghadapai berbagai sanksi dari PBB.

Perubahan politik yang besar di tahun 2009 lalu telah mengubah peta politik Jepang. Partai berkuasa saat ini dianggap masih lemah sementara kekhawatiran mengenai kondisi ekonomi Jepang makin berkembang. Adanya pendekatan yang anti bisnis besar memperkeruh keyakinan mengenai ekonomi Jepang sehingga mengakibatkan makin dalamnya kekhawatiran mengenai pemulihan ekonomi.

Menjelang tahun pemilihan umum, nasionalieme sumber daya menyeruak di Brazil. Di tahun 2010 ini diperkirakan akan makin banyak BUMN yang dibentuk di negara ini dan pemerintah Brazil akan semakin fokus. Dinamika baru ini diperkirakan akan membawa tren nasionalisme sumber daya ke negara-negara Amerika Latin lain karena aksi Brazil sebagai negara paling berpengaruh di Amerika Selatan akan membawa spillover ke negara-negara lain di kawasan tersebut.

Hubungan antara India-Pakistan diprediksi akan menemui babak baru. Keputusan Pakistan untuk melakukan tindakan terhadap aksi teroris di dalam negeri akan mengakibatkan kaum ekstrimis menggiatkan serangan-serangan ke wilayah inti di negara tersebut. Sementara itu kapabilitas counterterrorism India yang kurang mumpuni akan mengakibatkan India melakukan tekanan makin besar bagi Pakistan.

Kawasan Eropa Timur diperkirakan masih akan mengalami permasalahan ekonomi di tahun 2010 mendatang. Tingginya tingkat pengangguran menjadi salah satu isu penting, akan tetapi kondisi politik merupakan faktor yang paling berpengaruh untuk tahun ini, di mana beberapa negara memasuki masa pemilihan, yang diperkirakan tidak akan berlangsung dengan stabil.


Beberapa Kondisi yang Secara Mengejutkan Tidak Akan Terlalu Berpengaruh


Kondisi anjloknya dolar AS dan kekhawatiran mengenai ketahanan keuangan kawasan Teluk Persia tampaknya menjadi berita utama di tahun 2009 lalu. Dolar AS yang anjlok tajam diiringi sentiment beberapa negara untuk mengganti peran dolar sebagai mata uang utama mempengaruhi kepercayaan terhadap mata uang ini. Sementara itu gagal bayar Dubai World sempat menagncam kembalinya krisis keuangan tahap kedua.

Akan tetapi ternyata diprediksi kedua kondisi ini justru akan menjadi faktor minor di tahun 2010 mendatang. Meskipun nilai relative dolar berpotensi untuk kembali mengalami penurunan, akan tetapi boleh dibilang bahwa mata uang ini masih akan bertahan sebagai mata uang utama dunia selama satu dekada mendatang, bahkan bisa lebih dari itu.

Sementara itu kondisi di Teluk Persia juga masih akan stabil di tahun 2010 ini. Stabilitas politi, dukungan pemeritnah terhadap kondisi keuangan, dan potensi kenaikan harga minyak mentah dunia memberikan sentiment positif bagi kawasan teluk Persia. Kita boleh mengharapkan bahwa kawasan ini masih akan menjadi salah satu permata investasi di tahun ini.

Senin, 21 Desember 2009

Prospek Inflasi dan Suku Bunga Indonesia Tahun 2010


Perekonomian Indonesia dapat dibilang merupakan salah satu yang terbaik dalam menghadapi krisis ekonomi global yang bermula dari krisis subprime di AS saat ini. Ekonomi Indonesia bahkan menjadi tiga besar yang akan membukukan pertumbuhan ekonomi terbaik pada tahun 2009 dan 2010 mendatang, hanya kalah dari China dan India. Kondisi ekonomi yang solid ini memberikan pertanyaan bagi kebijakan Bank Indonesia ke depan, terutama berkaitan dengan suku bunga acuan BI rate (18/12).

Membahasa prediksi kebijakan suku bunga ke depan kita tidak dapat lepas dengan pengaruh inflasi. Seperti yang kita pahami bersama bahwa peningkatan atau penurunan suku bunga tidak lepas dari hitung-hitungan inflasi. Suku bunga merupakan salah satu instrument yang dapat digunakan untuk mengatus laju inflasi. Pada saat inflasi mengalami percepatan, suku bunga akan dinaikkan untuk meredam hal tersebut. Kondisi ini tentunya juga berlaku sebaliknya. Jika inflasi dianggap aman dan terkendali, suku bunga dapat diturunkan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.

Saat ini suku bunga di Indonesia, yang tercermin dalam BI rate, berada pada tingkat yang paling rendah sepanjang sejarah, yaitu pada level 6.5%. Sejak bulan Januari 2009 BI telah memangkas BI rate sebesar 225 bps, pemangkasan ini dapat dikatakan cukup agresif. Keputusan BI untuk memangkas BI rate berkaitan erat dengan kondisi ekonomi global. Langkah BI merupakan hal yang wajar di mana di seluruh dunia juga dilakukan pemangkasan suku bunga. Kondisi ini merupakan hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. (Riwayat BI rate pada tahun 2009 ini dapat diamati pada grafik di bawah, sumber Bank Indonesia, data diolah).



Di samping kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Keputusan BI untuk meningkatkan BI rate berkaitan dengan melambatnya inflasi yang dialami Indonesia. Tentunya BI tidak akan menerapkan kebijakan penurunan bunga yang agresif jika inflasi Indonesia mengalami laju yang cepat. (Riwayat inflasi bulanan di tahun 2009 dapat diamati pada grafik di bawah, sumber Bank Indonesia)



Lalu bagaimana dengan inflasi dan suku bunga di tahun 2010 mendatang?

Prediksi Inflasi dan Suku Bunga BI Rate di Tahun 2010
Pada tahun 2010 mendatang diperkirakan tingkat inflasi di Indonesia akan mulai mengalami peningkatan. Tingkat inflasi Indonesia selalu berada di atas negara-negara lain. Malaysia 5%, Filipina 6%, Thailand 1% sementara secara historis, inflasi Indonesia rata-rata mencapai 8-9%. Ke depan, inflasi Indonesia di akhir 2010 akan mencapai 6.3%, tekanan inflasi tersebut meningkat khususnya pada komponen adminestered price, yaitu dilihat dari faktor primer seperti naiknya Tarif Dasar Listrik (TDL) hingga 20-25persen untuk industri dan sektor tertentu. Selain listrik, Gas Elpiji juga akan kembali mengalami kenaikan di 2010.

Tekanan lain berasal dari faktor eksternal, yaitu berupa potensi kenaikan harga komoditas global yang didorong oleh perbaikan permintaan global dan pelemahan nilai mata uang dolar AS.

Selain itu, secara historis apabila harga keekonomisan BBM mencapai 100 persen diatas harga BBM subsidi maka pemerintah akan melakukan penyesuaian BBM domestik. Naiknya harga BBM juga meningkatkan inflasi di 2010.Meningkatnya harga minyak secara berkelanjutan, menyebabkan rata-rata harga minyak berada di atas asumsi pemerintah 65 dolar AS per barel. Diperkirakan pada tahun 2010 mendatang rata-rata harga minyak dunia akan berada di 74 - 75 dolar AS per barelnya.

Hal ini akan mengakibatkan peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) kembali mengalami kenaikan pada kuartal II-2010. Bahkan diproyeksikan, nantinya BI Rate akan mencapai 7.25%. Di kuartal II-2010 inilah diperkirakan harga komoditas dunia akan mulai mengalami kenaikan.

sumber : Ika Akbarwati - Associate Analyst Vibiz Research Center


CashFIESTA

Free money making opportunity. Join Cashfiesta.com and earn cash.