Senin, 31 Agustus 2009

Nobel Sains Merupakan Hasil Atau Tujuan???

Setiap tanggal 10 Desember Stockholm menjadi perhatian dunia. Di kota yang dingin tersebut, puluhan ilmuwan kelas dunia berkumpul untuk menyaksikan pemberian hadiah Nobel kepada para ilmuwan yang dinggap telah berjasa memberikan kontribusi penting dalam perkembangan sains. Setiap penerima hadiah Nobel tidak hanya mendapat imbalan finansial yang besar, tetapi juga tercatat namanya dalam sejarah dunia sains. Tidak heran jika para ilmuwan dunia berlomba-lomba agar dapat masuk dalam catatan sejarah bergengsi tersebut. Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1901, Nobel telah menjadi ajang kompetisi sains yang keras dan tidak jarang penuh intrik.

Nobel memang menggiurkan karena memberi nama harum tidak hanya bagi penerimanya, tapi juga bagi negara asal pemenang hadiah tersebut. Telah lama para ilmuwan Indonesia memimpikan munculnya pemenang Nobel asal Indonesia. Perguruan tinggi seperti ITB secara diam-diam memiliki ambisi untuk melahirkan pemenang Nobel.

Upaya untuk mendapatkan Nobel juga dilakukan beberapa ilmuwan tanah air lewat berbagai cara. Bahkan ada yang mentargetkan hadiah Nobel pada tahun 2020. Dengan mengikuti berbagai olimpiade sains, mereka mengharapkan akan muncul bibit-bibit unggul ilmuwan Indonesia yang berkiprah dalam tingkat dunia.

Ambisi untuk mendapatkan hadiah Nobel didasarkan pada asumsi sekaligus harapan bahwa pemberian Nobel bagi ilmuwan Indonesia akan berdampak pada perkembangan sains di tanah air. Pandangan ini menurut saya salah kaprah. Nobel bukanlah sebab, melainkan akibat. Berhasilnya seorang ilmuwan mendapatkan Nobel adalah hasil dari bekerjanya institusi sains di mana ilmuwan itu berada.

Nobel bukan penghargaan yang diberikan seperti lomba balap karung. Artinya yang dinilai bukanlah karya yang dihasilkan semalam suntuk, melainkan melalui proses evaluasi atas seluruh hasil kerja sang ilmuwan dan dampaknya terhadap bidang yang digelutinya. Tidak heran jika penerima Nobel pada umumnya ilmuwan yang telah berkecimpung pada satu bidang tertentu selama puluhan tahun.

Dengan kata lain, karya yang berkualitas Nobel sangat tergantung pada proses berkarya sang ilmuwan. Di sini dapat dilihat bahwa sistem atau institusi sains di mana ilmuwan itu berada sangat berpengaruh dalam menentukan apakah seseorang ilmuwan mampu menghasilkan karya berkualitas Nobel atau tidak.

Mentargetkan hadiah Nobel memang tidak salah. Tetapi mungkin ini kedengaran sedikit lucu karena Amerika Serikat yang merupakan negara penerima hadiah Nobel terbanyak tidak pernah membuat target semacam itu. Bahkan perguruan tinggi ternama seperti MIT, Harvard, maupun Caltech tidak memiliki program khusus mendapatkan Nobel. Mereka banyak memiliki professor penerima Nobel karena sistem insentif dan kondisi yang kondusif yang dinikmati para peneliti di situ. Tidak jarang ilmuwan penerima Nobel justru tadinya bekerja di perguruan tinggi lain lalu pindah (tepatnya dibajak) ke salah satu perguruan tinggi ternama tersebut.

Siapapun akan bangga jika seorang ilmuwan Indonesia berhasil mendapatkan hadiah bergengsi tersebut. Tetapi ambisi mendapatkan hadiah Nobel hanya membelokkan kita dari realitas di mana yang perlu dibenahi terlebih dahulu adalah institusi sains itu sendiri. Sejenius apapun seorang ilmuwan jika dia berada pada sistem yang tidak kondusif maka Nobel hanyalah sebuah impian.

Karena itu akan jauh lebih penting jika perhatian terhadap sains di tanah air difokuskan tidak pada ambisi prestisius tetapi pada persoalan bagaimana institusi sains kita dapat bekerja baik dan memberikan kontribusi langsung bagi masyarakat.

Berbagai permasalahan ekonomi, sosial, dan kesehatan yang dihadapi Indonesia saat ini membutuhkan perhatian serius dari para ilmuwan kita. Dibutuhkan kesadaran para ilmuwan kita untuk mau berpikir secara pragmatis agar institusi sains kita mampu memberikan manfaat langsung bagi masyarakat luas. Bisa jadi inilah jalan yang paling tepat bagi ilmuwan Indonesia menuju Stockholm.

Rabu, 26 Agustus 2009

Tujuh Rahasia Manajer Sukses

1–Mereka adalah Teladan yang Transparan
Manager-manager yang paling sukses selalu mengenakan nilai-nilai pribadi dan organisasi dalam lengan bajunya. Mereka memiliki pengetahuan dan ketrampilan tinggi; dan terus berusaha untuk menguasai keduanya. Dengan melakukan ini, mereka menjadikan diri mereka teladan bagi orang lain baik di dalam maupun luar pekerjaan. Apakah itu berupa dedikasi untuk memberikan pelayanan pada konsumen, komitmen pada mutu, atau hal-hal lain, mereka mewujudkan dan mempratekkan sendiri nilai-nilai tersebut, dan senantiasa berusaha keras untuk menguasai dan memperbaikinya. Karena mereka selalu melihat pada perilaku diri mereka sendiri sebelum memandang orang lain, mereka dipercaya sebagai teladan, dan perintahnya dihormati.
2–Mereka Meminta Hal yang Sama dari Orang Lain
Mereka mampu memvisualisasikan ketrampilan, pengetahuan dan budaya yang diperlukan oleh organisasi dan pribadi untuk mencapai sukses. Mereka pun mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama sesuai dengan tuntutan perubahan. Mereka memang tidak “sabaran” dalam mengejar goal individu, namun mereka sangat sabar dalam menolong orang lain agar mau mencapai tujuan tersebut. Sekali mereka mampu meraih sejumlah orang yang mau berubah, mereka meminta dan mengharapkan kesetiaan penuh pada budaya organisasi yang baru. Misi mereka bukan untuk menciptakan sekelompok orang yang meniru mereka, namun menolong setiap orang agar bisa meraih kemampuan tertingginya. Untuk itu, mereka mencanangkan standar dan harapan tinggi untuk sukses.
3–Mereka Membimbing Orang Lain
Bagi manager sukses, setiap berhubungan dengan orang lain adalah kesempatan untuk melakukan “coaching” atau pelatihan. Pelatihan meliputi pelatihan perilaku, pendidikan, memberikan dorongan, menunjukkan bagaimana seharusnya, memberikan counseling, dan lain sebagainya. Tetapi, fokus semua ini adalah untuk menolong orang lain menggapai sukses. Para manajer ini secara kosntan dan aktif terlibat dalam pengembangan kinerja orang lain agar menjadi lebih berbakat dan mampu.
4–Mereka Membukukan Prestasi.
Mereka memiliki standar kinerja yang dapat diukur dan dinyatakan. Mereka secara jelas menunjukkan faktor-faktor kesuksesan pada setiap orang dalam organisasi. Standar ini merupakan rencana pengembangan individu, yang karenanya dirancang sedemikian rupa untuk setiap orang dalam organisasi. Mereka memberikan wewenang sekaligus mengharapkan pertanggungjawaban.
5–Mereka Melatih Manajer Baru
Agar Bisa Melatih Orang Lain Mereka mengakui bahwa beberapa orang dalam organisasi akan memegang tanggung jawab yang lebih besar di masa datang. Mereka menyiapkan manager-manager masa depan dengan melatih mereka agar mampu melatih orang lain. Mereka memberikan orang-orang ini kesempatan untuk memperlebar ketrampilannya dengan mengembangkan ketrampilan orang lain.
6–Mereka Menerapkan Program yang Luar Bisa
Banyak orang yang merasa puas dengan tanggung jawab mereka saat ini. Manajer sukses tidak menggunakannya sebagai alasan untuk tidak tumbuh berkembang. Mereka senantiasa meluaskan jalan dan menemukan cara-cara baru agar orang lain pun bisa tumbuh dan mengembangkan posisinya. Mereka mengakui bahwa perkembangan dan pertumbuhan yang terus-menerus adalah perjalanan hidup yang panjang, bukanlah tujuan. Dan program yang mereka terapkan merefleksikan hal ini.
7–Mereka Mengulangi, Mengulangi, dan Mengulangi.
Orang-orang sukses mengetahui bahwa tidak ada sesuatu yang dicapai dalam semalam. Manajer yang baik meraih keberhasilan mereka ini melalui konsistensi dan disiplin. Mereka pun menolong sukses orang lain melalui peneladanan dan pelatihan yang terus-menerus diulang. Mereka tahu, satu-satunya jalan untuk menjaga tingkat sukses yang tinggi adalah melalui disiplin dan pelatihan yang berulang-ulang. Pada kenyataannya, tanpa pengulangan dan latihan, 6 rahasia di atas hanya merupakan kalimat-kalimat menarik ketimbang praktek manajemen yang sukses. Semuanya akan menjadi kebiasaan yang membentuk dasar sukses yang berkelanjutan. Meski banyak rahasia untuk sukses, tampak sekali hal-hal yang sebenarnya “common sense”. Meski tampaknya mudah dimengerti, namun rahasia ini sulit untuk dilaksanakan. Dan hanya dengan sungguh-sungguh menerapkannya, manager sukses menunjukkan perbedaannya dari mereka yang cuma main-main.

(disarikan dari “Seven Secrets of Successful Managers”, Patrick Malone, The PAR Group, ThePARGroup. com)

Selasa, 25 Agustus 2009

Cinta Universal

Seorang Raja bertanya kepada Guru,permasalahan yang sedang menganjal dalam dirinya?

Guru, beberapa pihak mengatakan Guru menasehati orang agar tidak mencintai. Kata mereka Guru mengatakan semakin dalam orang mencintai, maka akan semakin menderita dan putus asa pula dirinya. Aku dapat melihat kadar kebenaran dalam pernyataan tersebut, tapi aku tetap tidak merasa nyaman dengan kalimat tersebut. Tanpa cinta hidup serasa tidak bermakna . Mohon bantulah aku memecahkan ganjalan hati ini "

Dengan hangat Guru memandang baginda Raja. "Yang Mulia, petanyaan baginda bagus sekali dan banyak orang akan mendapat manfaat darinya. Ada banyak jenis cinta. Sebaliknya kita perlu meneliti sifat dasar setiap jenis cinta tersebut dengan seksama. Kehidupan sangat membutuhkan kehadiran cinta, tapi bukan jenis cinta yang berdasarkan birahi, nafsu, dan kemelekatan, dan prasangka. Yang mulia ada satu jenis cinta. Jenis yang begitu dibutuhkan. Cinta tersebut terdiri dari cinta kasih dan kasih sayang .

"umumnya ketika masyarakat berbicara tentang cinta, mereka hanya bicara cinta yang eksis antara orang tua dan anak-anak, suami da dan istri, para anggota keluarga, atau para anggota dari suatu kasta ataupun negara.

" Karena sifat dasar cinta tersebut tergantung pada konsep "aku" dan "milikku", maka cinta jenis ini terjerat dalam kemelekatan dan diskriminasi. Orang-orang hanya ingin mencintai orang tua mereka, pasangan mereka, anak-anak mereka, sanak saudara mereka, dan rekan setanah air mereka. Karena terperangkap dalam kemelekatan, mereka mencemaskan berbagai kecelakaan yang bisa menimpa orang-orang yang mereka cintai bahkan sebelum hal-hal itu terjadi."

" Ketika terjadi kecelakaan, mereka menderita sekali. Cinta yang berdasarkan diskriminasi akan membiakkan prasangka. Orang-orang menjadi tidak perduli atau bahkan memusuhi pihak-pihak lain yang diluar lingkup cinta mereka."

" Kemelekatan dan diskriminasi adalah sumber penderitaan bagi diri kita dan insan lainnya. Yang Mulia, cinta yang benar-benar didambakan semua makhluk hidup adalah cinta kasih universal atau kasih sayang. Cinta yang berkapasitas membawa kebahagiaan kepada pihak lain. Sedangkan Kasih sayang adalah cinta dengan kapasitas untuk menghilangkan penderitaan makhluk lain. Cinta dan kasih sayang meluas ke semua orang dan semua makhluk. Dengan cinta dan kasih sayang, hidup dipenuhi kedamaian, kegembiraan, serta kepuasan. Baginda adalah penguasa seluruh negeri. Semua rakyat akan memperoleh manfaat dari praktik cinta kasih dan kasih sayang baginda. "

Raja menundukkan kepalanya dan berpikir. Lalu ia mengadah ke atas dan bertanya kepada Bhagava. " Aku mempunyai keluarga yang harus dijaga dan negeri untuk dipimpin. Jika aku tidak mengasihi keluargaku dan rakyatku, bagaimana mungkin aku dapat memperhatikan mereka ? Mohon Guru jelaskan hal ini untukku. "

" Secara alami, sudah sepatutnya Yang Mulia mengasihi keluarga dan rakyat baginda. Tapi cinta kasih baginda bisa diperluas hingga melampaui keluarga dan rakyat baginda. "

Raja kembali bertanya, " Cinta memang mengadung elemen diskriminasi, nafsu, dan kemelekatan. Bagaimana caranya mencintai tanpa disertai nafsu dan kemelekatan ? bagaimana caranya menghindari rasa cemas serta penderitaan dalam cinta yang kurasakan kepada anak-anak kandungku ? "

" Kita perlu melihat sifat dasar cinta kita. Cinta seharusnya membawa kedamaian dan kebahagiaan kepada mereka yang dikasihi. Jika cinta didasarkan pada nafsu egois untuk memiliki pihak-pihak lain, kita tidak akan pernah membawa perdamaian dan kebahagiaan bagi mereka. "

" Yang Mulia !! Cinta tak bisa eksis tanpa adanya pengertian. Cinta adalah pengertian . Orang tua dan anak-anak tidak saling memahami, tidak dapat saling mengasihi. Jika baginda hanya ingin orang-orang yang dicintai menurut ide baginda saja, sedangkan baginda sendiri sama sekali tidak mau tahu kebutuhan mereka, ini bukanlah cinta sejati. Ini hanyalah nafsu untuk mengusai orang lain dan upaya untuk memenuhi kebutuhan baginda sendiri saja, yang sesungguhnya tidak bisa dipenuhi dengan cara yang demikian.

" Menakjubkan !! Sungguh menakjubkan !! tapi masih ada satu lagi yang menggajal di hatiku. Meskipun
aku melihat cinta yang berdasarkan kasih sayang tidak egois atau mementingkan diri sendiri, tapi cinta tersebut tetap bisa membawa rasa sakit dan penderitaan. Aku mencintai rakyatku, ketika mereka menderita karena bencana alam seperti angin atau banjir, aku juga menderita. Aku yakin demikian pula pada Guru. Anda pasti menderita ketika melihat orang yang sedang sakit atau sekarat. "

" Pertama tama, perlu baginda ketahui bahwa penderitaan akibat cinta yang berdasarkan nafsu dan kemelekatan ribuan kali lebih berat dibandingkan penderitaan yang ditimbulkan dari kasih sayang. Kedua jenis penderitaan ini perlu dibedakan --- yang satu sama sekali tidak bermanfaat dan hanya mengganggu tubuh dan pikiran saja, sedangkan yang lain, memupuk kepedulian dan tanggung jawab. Cinta berdasarkan kasih sayang dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk merespons penderitaan pihak2 lain. raja yang agung !! Kasih sayanglah yang paling dibutuhkan. Jika anda tidak mampu merasakan rasa sakit orang lain, baginda bukannlah manusia yang sesungguhnya. "

" Kasih sayang adalah buah pengertian. Berlatih jalan menuju keadaan sadar adalah untuk memahami sejatinya wajah kehidupan. Wajah sejati tersebut adalah ketidakkekalan. Segala sesuatu tidak abadi dan tanpa diri yang terpisah. Suatu hari tubuh baginda juga akan berlalu. Ketika orang memandang sifat dasar ketidakkekalan segala sesuatu, cara dia melihat akan menjadi tenang dan kalem. Demikian rasa sakit yang ditimbulkan kasih sayang tidak membawa sifat dasar pahit dan berat seperti yang terkandung dalam jenis penderitaan lainnya. Sebaliknya, kasih sayang memberikan kita kekuatan yang lebih besar.

Selasa, 11 Agustus 2009

SEGMENTASI PASAR

Kriteria Segmen Pasar Yang Baik

Terdapat beberapa pilihan segmentasi, namun segmentasi seperti apa sih yang baik. Untuk itu sebelum suatu segmen dipilih, maka selayaknya ditentukan terlebih dahulu beberapa kriteria yang harus dipenuhi, antara lain sebagai berikut:
  1. Dapat diukur. Ukuran, daya beli, dan profil segmen dapat diukur.
  2. Besar. segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani. Suatu segmen harus merupakan kelompok homogen terbesar yang paling mungkin, yang berharga untuk diraih dengan program pemasaran yang dirancang khusus untuk mereka.
  3. Dapat diakses. Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
  4. Dapat dibedakan. Segmen-segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan bauran pemasaran yang berbeda. Jika wanita yang telah menikah dan belum menikah memberi tanggapan yang sama atas penjualan parfum, mereka bukanlah segmen yang terpisah.
  5. Dapat diambil tindakan. Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen-segmen tersebut.

Tujuan Segmentasi Pasar

Secara umum segmentasi mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan posisi kompetisi perusahaan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Selain tujuan utama tersebut terdapat tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti, menigkatkan penjualan, memperbaiki pangsa pasar, melakukan komunikasi dan promosi yang lebih baik, dan memperkuat citra. Setidaknya terdapat 5 keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar yaitu:

1. Mendisain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar. Perusahaan menempatkan konsumen di tempat yang utama, dan menyesuaikan produknya untuk memuaskannya (customer satisfaction at a profit)

2. Menganalisis pasar Segmentasi pasar membantu eksekutif mendeteksi siap saja yang menyerang pasar produknya.

3. Menilai peluang (niche) Setelah menganalisis pasar, perusahaan yang menguasai konsep segmentasi dengan baik akan sampai pada ide untuk menemukan peluang. Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar, tetapi pada masanya akan menjadi besar.

4. Menguasai posisi yang superior dan kompetitif Perusahaan yang menguasai segmen dengan baik umumnyaadalah mereka yang paham betul konsumennya. Perusahaan memahami pergeseran-pergeseran yang terjadi di dalam segmennya.

5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Setelah mengetahui segmen yang dituju, maka perusahaan akan menentukan bagaimana berkomunikasi yang baik dengan segmen yang dituju.

Membentuk Segmen Berdasarkan Ciri-ciri Konsumen

Untuk dapat menentukan suatu segmentasi dapat dilakukan dengan menyesuaikan kondisi yang paling relevan. Konsumen mempunyai perbedaan dalam banyak hal dan masing-masing berpotensi membentuk segmen, namun kenyataannya tidak semua variabel ini akan bermanfaat untuk semua situasi. Sebagai contoh untuk consumer markets variables yang sesuai adalah demographic, geographic, socio economic, psichographics. Masing-masing variabel tersebut dapat digunakan untuk menentukan segmentasi namun harus dipilih secara hati-hati agar sesuai dengan produk yang akan diteliti segmentasinya dan disesuaikan dengan kondisi yang paling relevan.

Beberapa periset berusaha membentuk segmen dengan dengan mengamati ciri-ciri konsumen. Biasanya yang digunakan adalah ciri-ciri geografis, demografis, dan psikografis. Segmentasi Geografis membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, negara bagian, propinsi, kota, atau lingkungan. Segmentasi demografis dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografis seperti, usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas sosial. Sementara segmentasi psikografis membagi kelompok yang berbeda bersadarkan kelas sosial, gaya hidup, dan / atau kepribadian.

Sumber : mailing-list "Artikel Marketing (mymarket007@gmail.com)"

Sabtu, 08 Agustus 2009

Gerakan Sadar Finansial Pribadi & Keluarga

Dalam rangka mensukseskan program Gerakan Sadar Finansial Pribadi & Keluarga, Metasoft Technologies akan memberikan 1 Juta software MyFamily Accounting secara Cuma-Cuma alias GRATIS ke seluruh Indonesia...!

Seperti kita ketahui bersama MyFamily Accounting merupakan software pertama dan satu-satunya di Indonesia yang sejak 2007 fokus dalam penyediaan aplikasi keuangan untuk personal/pribadi/keluarga. Program ini diharapkan akan meningkatkan kecerdasan finansial para pribadi/keluarga di seluruh Indonesia agar para keluarga di Indonesia bisa makmur dan berhasil mencapai cita-cita finansial mereka dengan terukur dan terencana.
Tidak ada lagi ceritanya kita secara pribadi/keluarga kebingungan dalam memantau arus uang yang masuk dan keluar, pusing menentukan berapa persisnya jumlah kekayaan pribadi/keluarga kita sesungguhnya. Semuanya selama ini hanya dilakukan dengan menggunakan perasaan, perkiraan dan asumsi semata ! Padahal untuk urusan harta benda kita butuh angka yang pasti ! Layaknya sebuah perusahaan yang dengan sangat baik dan profesional mengelola keuangannya (good corporate governance), begitu pula hendaknya kita memperlakukan keuangan pribadi dan keluarga kita dengan baik dan profesional pula (good family governance).

Oleh karena itu, Gerakan Sadar Finansial Pribadi & Keluarga yang digagas oleh Metasoft Technologies ini akan membantu mewujudkan itu semua. Tidak tanggung-tanggung untuk mensukseskan gerakan ini akan disebar sebanyak 1 Juta software MyFamily Accounting secara gratis alias cuma-cuma ke seluruh Indonesia..! Mari kita buat perubahan bersama dalam melakukan pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga kita demi mencapai tujuan finansial kita masing-masing, dan MyFamily Accounting akan siap menjadi partner setia setiap pribadi & keluarga seluruh masyarakat Indonesia.

Untuk mendapatkan software MyFamily Accounting cukup kirim SMS ketik: NAMAALAMAT LENGKAPPEKERJAAN. Kirim ke nomor: 0811 2507 723. Selanjutnya Software akan dikirim langsung ke alamat Anda. Atau bisa juga diperoleh langsung dengan mengunjugi outlet-outlet mitra Metasoft Technologies sbb*:

ORISOFT MEDIA
Orion Dusit Mangga Dua Lt. 2 No. 33 (Depan toko Global Link) JAKARTA. HP. 0813 991 41561.
Jln.Cicadas II No.124/142D Rt.05/04 Cikutra BANDUNG. HP. 0815 6147894.
Toko Buku Toga Mas Jln. Affandi (Gejayan) No.5 Condong Catur YOGYAKARTA. Telp. 0274-7016355 HP. 0817 467 824.
Plasa Marina Lt. 2 Blok F 08 SURABAYA. HP. 0818 03137923.
Jln.Keben II Blok A No.2 MALANG Utara-Univ Kanjuruhan. Telp. 0341-7000296.
Duta Mall Jln. Ahmad Yani KM 2 BANJARMASIN. HP. 0819 53699335.
Toko Irma Jln. Hos Cokroaminoto Ruko 49 Mall MAKASSAR. Telp. 0411-330380.
Jln. Mawar No.365 Rt.06/02 Talang Ratu Km 5 PALEMBANG. HP. 0811 789969
Komp.Delta Villa Blok D No.10 Sei Harapan, Sekupang BATAM. Telp. 0778-7002154.
Jln.Asia Raya Blok N No.9 Komp.Asia Mega Mas MEDAN. HP. 0818 08012739.

DISTROMEDIA
Toko Buku Gramedia Pandanaran SEMARANG
Jl. Pandanaran No. 122 Semarang. HP. 081390809327.
Toko Buku Gramedia TASIKMALAYA
Plaza Asia Lt 1 No.21 Jln.HZ Mustafa No.326 Tasikmalaya. HP. 08522 3504568.
Toko Buku Gramedia YOGYAKARTA
Jln. Jend Sudirman No.54-56 Yogyakarta 56224. Telp. 3056028 HP. 0857 2980 3783
Toko Buku Gramedia CIREBON
Grage Mall Lt 1 Jln.Tentara Pelajar No.1 Cirebon. HP. 081905416163 / 08179092310
Toko Buku Gramedia LAMPUNG
Jln.Raden Intan No.63 Tanjung Karang-Bandar Lampung. Telp. 0721-7561672.
Toko Buku Gramedia PONTIANAK
Mega Mall Lt 1 Unit B1-50 Jln.Ahmad Yani Pontianak-Kalimantan Barat. HP. 0817 0164605.

POJOK EDUMEDIA
Saphir Square Mall, Upperground Floor A16 No. 7 Yogyakarta.
Telp. 0274-6541779 HP. 0817 547 4973.

BALINET INTERMEDIA
Jl. Tukad Batanghari 37 Panjer - Denpasar 80225 BALI
Telp: 0361-7466608 / 0361-7890125


*Harus pesan/inden terlebih dahulu...

CashFIESTA

Free money making opportunity. Join Cashfiesta.com and earn cash.